Menilai
perusahaan gampang-gampang sulit. Untuk menilai tentu dibutuhkan analisis yang
mendalam baik terhadap perusahaan itu sendiri maupun prospeknya di masa depan.
Dalam melihat posisi kekayaan perusahaan dalam neraca akan terdiri elemen-elemen
Aktiva, Utang (kewjiban) dan Modal (ekuitas). Secara gampang perusahaan dinilai
sehat apabila nilai kekayaan bersihnya adalah positif (Aktiva dikurangi dengan
kewajiban). Hal ini menandakan bahwa apabila perusahaan bangkrut (likuidasi)
maka selisih aktiva setelah dikurangi dengan kewajiban masih positif artinya
pemilik masih mendapatkan bagian yang dibawa pulang. Tapi sebaliknya apabila
selisihnya negatif (aktiva dikurangi kewajiban) jangankan membawa kelebihan, kewajiban kepada kreditor saja tidak semuanya
dapat dibayar (dilunasi). Dari ilustrasi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
kekayaan bersih perusahaan sebagai ukuran baik tidaknya perusahaan. Manajer
perusahaan adalah pengelola perusahaan yang senantiasa bertujuan meningkatkan
nilai perusahaan, kalau perusahaan tersebut go
public (menjual sahamnya di masarakat-bej) tinggi rendahnya nilai perusahaan
akan direleksikan dari harga saham perusahaan. Makin tinggi harga saham jika
dibandingkan dengan nilai nominal saham maka nilai perusahaan juga tinggi tapi
sebaliknya makin rendah harga pasar saham maka nilai perusahaan rendah.
Investor merupakan personal atau lembaga yang senantiasa akan terus mencara
peluang untuk mengembangkan dana mereka, mereka sudah tidak mengenal batas
negara, etnis, agama tetapi yang menjadi acuan mereka adalah dimana ada tempat
yang mampu memberikan keuntugan yang tinggi dan resiko yang rendah disitu pula
invesor akan menanamkan dananya. Perusahaan yang mempunyai struktur modal yang
belum otimal (utang < 50%) akan menjadi incaran investor untuk dibeli dan
apabila manajer tidak berhati-hati akan menjadi mangsa investor tersebut. Perhitungan
investor tertarik untuk membeli perusahan tersebut adalah: setelah dilakukan
pembelian (akuisisi) karena struktur modal belum optimal maka invstor akan mengajukan
pendanaan ke lembaga keuangan khususnya bank, bank tentu saja akan mengabulkan
permintaan tersebut karena prosentase utang dan modal belum optimal. Dan
setelah mendapatkan pendanaan oleh bank bisa dikatakan bahwa investor tersebut
membeli perusahaan tanpa mengeluarkan dana sedikitpun alias dengan utang. Dalam
bisnis maka banyak cara dilakukan oleh manajer untuk menghindari akuisisi seperti
ini pada saat struktur modal belum optimal perusahaan justru menambah utang
supaya kelihatn tidak menarik dan tidak diakuisisi oleh investor atau
perusahaan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar