Berbeda dengan MM (1961) yang berpendapat bahwa investor merasa sama saja apakah menerima dividen saat ini atau menerima capital gain di masa datang, sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Pendapat kedua dari artikel Gordon (1963) Optimal Investment and Financing Policy, dan artikel Lintner (1962) Dividend, Earnings, Leverage, Stock Price, and the Supply of Capital to Corporations, menyatakan bahwa keuntungan yang disyaratkan akan meningkat sebagai akibat penurunan pembayaran dividen sehingga investor lebih merasa aman menerima dividen yang sudah pasti daripada menunggu memperoleh capital gain yang tidak pasti. Investor memandang hal tersebut dengan analog satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu burung di angkasa, yang kemudian konsep ini disebut bird–in–the hand theory.
Dalam bird–in–the hand theory ini Gordon dan Lintner berpendapat bahwa kemungkinan capital gain yang diharapkan lebih besar risikonya daripada dividend yield yang sudah pasti, sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk setiap pengurangan dividend yield (Gordon dan Lintner, 1962–1963). Konsep bird–in–the hand theory ini Gordon dan Lintner (1962–1963) ini dijelaskan kembali oleh Brigham et al. (1999), dan Sartono (2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar