Ketika suatu transaksi antara pembeli dan
penjual secara langsung memengaruhi pihak ketiga, efek ini disebut suatu
eksternalitas. Eksternalitas negatif seperti polusi, menyebabkan jumlah optimal
secara sosial dalam pasar kurang dari jumlah keseimbangannya. Eksternalitas
positif, seperti imbas teknologi, menyebabkan jumlah optimal secara sosial
lebih dari jumlah keseimbanganya.
Pihak-pihak yang terkena efek dari
eksternalitas dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri. Sebagai contoh ketika
suatu bisnis menghasilkan eksternalitas bagi bisnis lain keduanya dapat
menginternalisasikan eksternalitas itu dengan cara merger. Alternatifnya pihak
pihak yang berkepentingan dapat mengatasi masalah itu dengan mengalokasikan
kontrak. Menurut teori macoase, jika orang-orang dapat melakukan tawar menawar
tanpa memakan biaya, maka mereka selau dapat mencapai kesepakatan yang dapat
mengalokasikan sumber daya dengan efisien. Akan tetapi pada banyak kasus,
mencapai sesuatu kesempatan antara banyak pihak berkepentingan sulit terjadi,
sehingga trorema coase tidak berlaku.
Ketika
pihak-pihak swasta tidak mampu menangani efek-efek eksternal, seperti polusi,
pemerintahan membantu dengan ikut campur. Kadang-kadang pemerintah menghindari
dilakukannya kegiatan –kegiatan yang tidak efisien dari segi sosial dengan
melarang perilaku-perilaku tertentu. Pada kesempatan yang lain, pemerintah
menginternalisasikan eksternalitas dengan menerapkan pajak Pigovian suatu
kebijakan public yang lain adalah mengeluarkan izin. Sebagai contoh, pemerintah
dapat melindungi lingkungan dengan mengeluarkan sejumlah terbatas izin
berpolusi. Hasil akhir dari kebijakan ini hampir sama dengan penerapan pajak
Pigovian terhdap para polusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar